Jumat, 28 September 2012

TAMBANG EMAS RANAH BATAHAN

MANDOMPENG

            Songonon me boto sannari...!
Mandompeng doma karejo nalak di AEK TOLANG , namponting sere , sude ijajar , marbalikan doma tanoi...!      homeee.

           Sebagian besar masyarakat RANAH BATAHAN memanfaatkan kekayaan alam dalam sektor tambang emas, jadi masarakat ranah batahan mempunyai potensi yang cukup besar. 
Jadi masyarakat Pasaman barat bisa dikatakan masyarakat yang makmur atau maju dalam sektor pertambangan.
          Teruslah gali potensi yang ada di daerah kita sedalam dalamnya, jangan biarkan orang asing mengambil apa yang seharusnya kita punya........!
 
 Gbr.1

KOMPONEN ELEKTRONIKA


Macam Macam komponen elektronika
1.           Resistor
Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, berfungsi  untuk  menghambat arus listrik yang melewatinya. Semakin besar nilai resistansi sebuah Resistor yang dipasang, semakin kecil arus yang mengalir.
Satuan nilai resistansi suatu Resistor adalah Ohm (W) diberi lambang huruf R.
Ada dua macam Resistor yang dipakai pada teknik listrik dan elektronika, yaitu Resistor tetap dan Resistor variable.
Resistor tetap adalah Resistor yang mempunyai nilai hambatan yang tetap. Biasanya terbuat dari karbon, kawat atau paduan logam. Sebuah hambatan karbon dibentuk oleh pipa keramik dengan karbonnya diuapkan. Biasanya pada kedua ujungnya dipasang tutup, dimana kawat-kawat penghubungnya dipasang. Nilai hambatannya ditentukan oleh tebalnya dan panjangnya lintasan karbon. Panjang lintasan karbon tegantung dari kisarnya alur yang berbentuk spiral. Bentuk Resistor karbon yang diuapkan aksial dan radial dapat dilihat pada gambar 1-1 dibawah ini.
               
              Gambar 1-1. Hambatan karbon yang diuapkan aksial dan radial

Gambar dibawah ini memperlihatkan simbol Resistor tetap
      
                        Gambar 1-2. Simbol Resistor tetap

Kode warna pada Resistor menyatakan harga resistansi dan toleransinya. Semakin kecil nilai toleransi suatu Resistor adalah semakin baik, karena harga sebenarnya adalah harga yang tertera ± harga toleransinya. Misalnya suatu Resistor harga yang tertera= 100 Ohm mempunyai toleransi 5%, maka harga yang sebenarnya adalah 100- (5%x100) s/d 100 + (5%x100)= 95 Ohm s/d 105 Ohm.
Terdapat Resistor yang mempunyai 4 gelang warna dan 5 gelang warna seperti yang terlihat pada gambar 1-3.
                                   
       Gambar 1-3. Resistor dengan 4 gelang warna dan 5 gelang warna

     Tabel kode warna pada Resistor 4 gelang
Warna
Gelang 1
(Angka pertama)
Gelang 2
(Angka kedua)
Gelang 3
(Faktor pengali)
Gelang 4
(Toleransi)
Hitam
-
0
1
-
Coklat
1
1
101
1
Merah
2
2
102
2
Oranye
3
3
103
3
Kuning
4
4
104
4
Hijau
5
5
105
5
Biru
6
6
106
6
Ungu
7
7
107
7
Abu-abu
8
8
108
8
Putih
9
9
109
9
Emas
-
-
10-1
5
Perak
-
-
10-2
10
Tanpa warna
-
-
10-3
20

     Arti kode warna pada Resistor 5 gelang adalah:
     Gelang 1 = Angka pertama
     Gelang 2 = Angka kedua
     Gelang 3 = Angka ketiga
     Gelang 4 = Faktor pengali
     Gelang 5 = Toleransi

     Resistor yang mempunyai kode angka dan huruf biasanya adalah Resistor lilitan kawat yang diselubungi dengan keramik/porselin, seperti gambar 1-4.
                                                 
                 Gambar 1-4. Resistor dengan kode angka dan huruf
     Arti kode angka dan huruf pada Resistor ini adalah sebagai berikut:
     - 82 KW 5% 9132 W
       82 KW berarti besarnya resistansi 82 KW (kilo ohm)
       5% berarti besarnya toleransi 5%
       9132 W adalah nomor serinya
     - 5 W 0,22 W J
       5 W berarti kemampuan daya Resistor besarnya 5 watt
       0,22 W berarti besarnya resistansi 0,22 W
       J berarti besarnya toleransi 5%
     - 5 W 22 R J
       5 W berarti kemampuan daya Resistor besarnya 5 watt
       22 R berarti besarnya resistansi 22 W
       J berarti besarnya toleransi 5%
     - 5 W 1 KW J
       5 W berarti kemampuan daya Resistor besarnya 5 watt
       1 KW berarti besarnya resistansi 1 KW
       J berarti besarnya toleransi 5%
     - 5 W R 1 K
       5 W berarti kemampuan daya Resistor besarnya 5 watt
       R 1 K berarti besarnya resistansi 1 KW
     - RSN 2 P 22 KK
       RSN 2 P sebagai nomor seri resistor
       22 K berarti besarnya resistansi 22 KW
       K berarti besarnya toleransi 5%
     - 1 k 5 berarti besarnya resistansi 1.5 KW


2.   Kondensator
Kondensator ialah suatu komponen listrik/elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Kapasitas kondensator diukur dalam satuan Farad. 1 Farad = 103 mF (mili farad) = 106 µF (mikro farad) = 109 nF (nano farad) = 1012 pF (piko farad). Kondensator eletrolit mempunyai dua kutub yaitu positip dan negatip (bipolar), sedangkan kondensator kering misalnya kondensator mika, kondensator kertas tidak membedakan kutub positip dan kutub negatip (non polar).
Kode angka dan huruf yang terdapat pada sebuah kondensator menentukan nilai kapasitansi dan tegangan kerjanya. Tabel kode angka dan huruf pada kondensator.

Kode Angka
Gelang 1
(Angka pertama)
Gelang 2
(Angka kedua)
Gelang 3
(Faktor pengali)
Kode huruf
(Toleransi %)
0
-
0
1
F = 1
G = 2
H = 3
I = 4
J = 5
K = 10
M = 20
1
1
1
101
2
2
2
102
3
3
3
103
4
4
4
104
5
5
5
105
6
6
6
106
7
7
7
107
8
8
8
108
9
9
9
109

                 Contohnya:
- Kode kapasitor 562 J 100 V, artinya besarnya kapasitansi 56 x 102   pF, J: besarnya toleransi 5%, 100 V, kemampuan tegangan kerja 100 Volt.
- 100 nJ, artinya besarnya kapasitansi 100 nF, J: besarnya toleransi 5%
- Kode kapasitor 100 uF 50 V, artinya besarnya kapasitansi 100 uF, besarnya tegangan kerja 50 Volt.
                 Kondensator yang mempunyai gelang warna nilai kapasitansinya dapat ditentukan dengan cara membaca gelang-gelang warna tersebut dari kiri kekanan, sedangkan nilai dari gelang warna itu adalah seperti table dibawah ini (kondensator polikarbonat Metal).
                
Warna
Gelang 1
(Angka pertama)
Gelang 2
(Angka kedua)
Gelang 3
(Faktor pengali)
Gelang 4
(Toleransi)
Tegangan Kerja
Hitam
-
0
1
± 20%

Coklat
1
1
101


Merah
2
2
102

250 V
Oranye
3
3
103


Kuning
4
4
104

400 V
Hijau
5
5
105


Biru
6
6
106

650 V
Ungu
7
7
107


Abu-abu
8
8
108


Putih
9
9
109
± 10%

Untitled-1
                         
                             Gambar 1-5. Urutan kode warna pada kondensator

                 Kapasitas sebuah kondensator adalah sebanding dengan luas pelat-pelat yang membentuk kondensator tersebut. Semakin luas pelat-pelatnya semakin besar nilai kapasitansinya. Nilai kapasitansi berbanding terbalik dengan jarak dari pelat-pelatnya. Semakin kecil jarak kedua plat itu, semakin besar nilai kapasitansinya. Sebaliknya semakin jauh jarak kedua plat itu, semakin kecil nilai kapasitansinya. Nilai kapasitansi sebuah kondensator juga sebanding dengan konstanta dielektrikum dari bahan isolator yang dipasang antara kedua plat itu. Jika nilai konstanta dielektrikumnya mempunyai nilai yang besar, maka nilai kapasitansinya besar.
                 Sebuah kondensator pelat besarnya nilai kapasitansi ditentukan dengan rumus: C = So x Sr x A/S
                 Dimana: C  = kapasitas dalam Farad
                              So = 8,885 x 10-12
                                                 Sr =  konstanta dielektrik relatif dari isolasi yang dipakai
                              A  = luas pelat dalam m2 tiap pelatnya
                              S  = jarak pelat dalam m

                 Contoh:
Sebuah kondensator pelat mempunyai data-data sebagai berikut: Luas pelat 10 cm2. Jarak kedua pelat  1 mm. Dielektrikumnya adalah udara (Sr = 1). Hitunglah nilai kapasitansinya.
                 Jawab:  C = So x Sr x A/S      C = 8,885 x 10-12 x 1 x 10.10-4/10-3
                             C = 8,885 pF

                 Muatan sebuah kondensator dapat dihitung jika nilai kapasitansi dan perbedaan tegangan antara dua pelat itu diketahui dengan menggunakan rumus: Q = C x U
                 Dimana:  Q = muatan dalam satua qoulomb
                               C = kapasitas dalam satuan Farad
                               U = tegangan dalam satuan Volt



                 Contoh:
Sebuah kondensator dengan nilai kapasitansi 10 uF dipasang pada tegangan 1 volt, maka besarnya muatan Q = C x U = 10uF x 1 V
                 Q = 10 uC (mikro coulomb) = 10-6 C

3.   Induktor
Induktor adalah komponen listrik/elektronika yang digunakan sebagai beban induktif. Simbol induktor dapat dilihat pada gambar dibawah ini.                      
gb3-17                

                        Gambar 1-6. Simbol induktor

  Nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dalam satuan Henry. 1 Henry= 1000 mH (mili Henry). Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang dililit, tanpa adanya nilai resistansi. Sifat-sifat elektrik dari sebuah induktor ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah lilitan dan bahan yang mengelilinginya.
   Induktor dapat disamakan dengan kondensator, karena induktor dapat dipakai sebagai penampung energi listrik. Didalam induktor disimpan energi, bila ada arus yang mengalir melalui induktor itu. Energi itu disimpan dalam bentuk medan magnit. Bila arusnya bertambah, banyaknya energi yang disimpan meningkat pula. Bila arusnya berkurang, maka induktor itu mengeluarkan energi.
  Rumus untuk menetukan induksi sendiri dari sebuah induktor gulungan tunggal ialah:
   L = 4 x p x r x (2xr/d + 0,33) 10-9 x n      
 
  Dimana:  L = Induksi sendiri dalam satuan Henry (H)
                r = jari-jari koker lilitan
                d = diameter tebal kawat dalam cm
                n = jumlah lilitan
gultungg
 

             
                   

              Gambar 1-7. Induktor gulungan tunggal

  Contoh:
  Berapakah besarnya induksi diri sebuah induktor tunggal dengan jari-jari koker 0,5 cm sebanyak 100 lilitan dengan diameter kawat  1 mm?
  Jawab:   L = 4 x p x r x (2r/d + 0,33) x 10-9 x n      
                L = 4 x 3,14 x 0,5 x (2x0,5/0,1 + 0,33) x 10-9 x 100       
                L = 6,48 uH

  Induktor dengan gulungan belapis nilai induksi diri dapat dicari dengan rumus: L = n2 x d x F x 10-9
  Dimana: L = Induksi sendiri dalam satuan Henry (H)
                n = jumlah lilitan
                d = diameter koker dalam cm
                l = panjang gulungan dalam cm
               F = nilai perbandingan
                h = tinggi (tebal) lapisan dalam cm     

                                             1 – (2xh/(d+h))
 Nilai perbandingan: F = 20 x ----------------------
                                             1 + (2xl/(d+h))
gullapis1
 

                       




              Gambar 1-8. Gulungan berlapis


  Contoh:
  Sebuah spull trafo IF radio listrik mempunyai data-data sebagai berikut,   n = 100, d = 2 cm, h = 1 cm, l = 2 cm. Hitunglah besarnya nilai induksi diri.
  Jawab: 
                                             1 – (2xh/(d+h))
 Nilai perbandingan: F = 20 x ----------------------
                                             1 + (2xl/(d+h))
                                             1 – (2x1/(2+1))
 Nilai perbandingan: F = 20 x ----------------------
                                             1 + (2x2/(2+1))  
                                             1 – 0,66
 Nilai perbandingan: F = 20 x -------------     F = 20 x 0,14   F = 2,8
                                             1 + 1,33    

 L = 1002 x 2 x 2,8 x 10-9                 L = 56 uH
           Komponen elektronik yang termasuk induktor karena memakai lilitan kawat antara lain:
  - Trafo daya yang dikenal dengan trafo stepup dan trafo stepdown
  - Trafo frekuensi rendah dikenal dengan trafo input dan output
  - Trafo frekuensi tinggi misalnya spull antena dan spull osilator
  - Trafo frekuensi menengah antara dikenal dengan trafo IF
  - Gulungan bicara pada mikropon atau gulungan yang terdapat pada spiker dikenal dengan moving coil
  - Gulungan pada relay
  - Gulungan pada filter frekuensi tinggi dikenal dengan nama Rfc (Radio frekuensi choke) dan frekuensi rendah (choke)
  - Gulungan pada motor listrik atau dinamo listrik
  - Gulungan pada head playback, head rekam dan head hapus (erase head)
4.           Transformator
Transformator (trafo) ialah alat listrik/elektronika yang berfungsi memindahkan tenaga (daya) listrik dari input ke output atau dari sisi primer ke sisi sekunder. Pemindahan daya listrik dari primer ke sekunder disertai dengan perubahan tegangan baik naik maupun turun.
Ada dua jenis trafo yaitu trafo penaik tegangan (stepup transformer) dan trafo penurun tegangan (stepdown transformer). Jika tegangan primer lebih kecil dari tegangan sekunder, maka dinamakan trafo stepup. Tetapi jika tegangan primer lebih besar dari tegangan sekunder, maka dinamakan trafo stepdown.
trafo
 

                              
                                        



                                      Gambar 1-9. Simbol trafo

Pada setiap trafo mempunyai input yang dinamai gulungan primer dan output yang dinamai gulungan sekunder. Trafo mempunyai inti besi untuk frekuensi rendah dan inti ferrit untuk frekuensi tinggi atau ada juga yang tidak mempunyai inti (intinya udara) .

                                                                      Primer                      Sekunder
trafo                                     trafo
trafo,trafo




                             Gambar 1-10. Bagan trafo yang dilalui arus listrik

Bila pada lilitan primer diberi arus bolak-balik (AC), maka gulungan primer akan menjadi magnit yang arah medan magnitnya juga bolak-balik. Medan magnit ini akan menginduksi gulungan sekunder dan mengakibatkan pada gulungan sekunder mengalir arus bolak-balik (AC). Dimisalkan pada gulungan primer mengalir arus berfasa positip (+), maka pada gulungan sekundernya mengalir arus berfasa negatip (-). Karena arus yang mengalir digulungan primer bolak-balik, maka pada gulungan sekunderpun mengalir arus bolak-balik. Besarnya daya pada lilitan primer sama dengan daya yang diberikan pada lilitan sekunder. Jadi Pp = Ps atau Up.Ip = Us.Is
Dimana:
Pp = Daya primer dalam watt
Ps = Daya sekunder dalam watt
Up = Tegangan primer dalam volt
Us = Tegangan sekunder dalam volt
Ip = Arus primer dalam amper
Is = Arus sekunder dalam amper

Contoh:
Sebuah trafo daya dihubungkan dengan tegangan jala-jala 220 V, arus yang mengalir pada lilitan primer 0,2 amper. Jika tegangan sekundernya 12 V. Hitunglah besarnya arus sekunder.
                
Penyelesaian:
Up.Ip = Us.Is    220.0,2 = 12. Is     Is = 44/12    Is = 3,66 amper

Perbandingan transformasi:
Pada umumnya jumlah lilitan primer tidak sama dengan jumlah lilitan sekunder. Untuk trafo stepup jumlah lilitan primer lebih sedikit dari jumlah lilitan sekunder, sebaliknya untuk trafo stepdown jumlah lilitan primer lebih banyak dari jumlah lilitan sekunder. Banyaknya lilitan primer dan banyaknya lilitan sekunder menunjukkan besarnya tegangan primer dan besarnya tgangan sekunder. Semakin besar tegangannya semakin banyak pula lilitannya. Jadi banyaknya lilitan berbanding lurus dengan besarnya tegangan dimasing-masing sisi. Jika lilitan sekunder= Ns dan lilitan primer= Np, maka perbandingan jumlah lilitan primer dan lilitan sekunder disebut perbandingan transformasi dan dinyatakan dengan T= Np/Ns. Pada transformator berlaku persamaan: Up/Us = Np/Ns atau  T= Up/Us
Contoh:
Sebuah trafo daya tegangan primernya 220 V, tegangan sekundernya 30 V. Jumlah lilitan primernya 1100 lilit. Hitunglah banyaknya lilitan sekundernya.
 
Penyelesaian:
Up/Us = Np/Ns    220/30 = 1100/Ns    7,33 = 1100/Ns 
Ns = 1100/7,33 Ns = 150.06 lilit
                
Pada teknik elektronika dikenal bermacam-macam trafo, baik untuk frekuensi tinggi maupun frekuensi rendah. Contoh trafo untuk frekuensi tinggi yaitu trafo osilator, trafo frekuensi menengah (IF), trafo spull antena (tuner). Sedangkan trafo yang dipakai untuk frekuensi rendah yaitu trafo input, trafo output, trafo filter (choke).


  1. Rangkuman

1.    Fungsi Resistor ialah untuk  menghambat arus listrik yang melewatinya
2.    Nilai resistansi suatu Resistor dapat ditentukan dengan membaca kode warna atau kode angka yang tertera pada badan resistor
3.    Fungsi kondensator ialah untuk menyimpan muatan listrik
4.    Nilai kapasitansi suatu kondensator dapat ditentukan dengan membaca kode warna atau kode angka yang tertera pada badan kondensator
5.    Fungsi induktor ialah sebagai beban induktif
6.    Fungsi transformator ialah memindahkan tenaga (daya) listrik dari input ke output atau dari sisi primer ke sisi sekunder
d.   Tugas

1.    Ukurlah nilai resistansi Resistor dengan kode warna coklat, hitam, merah,  emas. Bandingkan dengan nilai resistansi hasil pembacaan kode warna!
2.    Ukurlah nilai kapasitansi kondensator milar dengan kode angka 100 nJ, bandingkan dengan hasil pembacaan kode angka tersebut!
3.    Ukurlah nilai induktansi Rfc 100 mH/250 mA, bandingkan hasil pengukuran itu dengan hasil pembacaan!
4.    Ukurlah tegangan sekunder trafo 220 V/12 V, bandingkan hasilnya dengan angka yang tertera pada labelnya!

e.   Tes Formatif

1.    Sebutkan fungsi resistor!
2.    Tentukan nilai resistansi suatu Resistor dengan kode warna merah, merah, merah dan emas!
3.    Tentukan nilai resistansi suatu Resistor dengan kode angka 5W 1 R J!
4.    Sebutkan fungsi kondensator!
5.    Tentukan nilai kapasitansi suatu kondensator dengan kode angka 682 J 100 V!
6.    Tentukan nilai kapasitansi suatu kondensator dengan kode warna coklat, merah, oranye, putih, kuning!
7.    Sebutkan fungsi induktor!
8.    Apa arti kode angka 100 mH/250 mA pada sebuah induktor?
9.    Sebutkan fungsi transformator!
10. Tuliskan beberapa trafo untuk frekuensi tinggi!
               


Kunci Jawaban

1.    Fungsi Resistor ialah untuk menghambat besarnya arus yang melaluinya
2.    2200 Ohm–5%
3.    Kemampuan daya Resistor 5 Watt, resistansi 1 Ohm, toleransi 5%
4.    Fungsi kondensator ialah untuk menyimpan muatan listrik
5.    Besarnya kapasitas 6800 pF, toleransi 5%, tegangan kerja 100 Volt
6.    12000 pF, 5%, 400 Volt
7.    Fungsi induktor ialah sebagai beban induktif
8.    Nilai induktansinya 100 mH, kemampuan arus yang mengalir 250 mA
9.    Fungsi transformator ialah untuk memindahkan tenaga (daya) listrik dari input ke output atau dari sisi primer ke sisi sekunder
10. Trafo IF, trafo osilator, trafo filter frekuensi tinggi, spull antena

f.     Lembar Kerja 1. Menentukan Nilai Resistansi Resistor
     
  Alat dan Bahan:
1.    Resistor dengan kode warna (empat gelang)    = 3 buah
2.    Resistor dengan kode warna (lima gelang)       = 3 buah
3.    Resistor dengan kode angka                           = 3 buah
4.    Ohm meter                                                   = 1 buah

  Keselamatan Kerja:
1.    Jangan meletakkan Ohm meter ditepi meja agar tidak jatuh
2.    Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper meter dan ohm meter) mulailah dari batas ukur terbesar

Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar       

Langkah kerja:
1.    Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.    Amatilah kode warna pada masing-masing Resistor 4 gelang dan 5 gelang
3.    Ukurlah resistansi Resistor satu persatu dengan ohm meter
4.    Catatlah nilai resistansi Resistor pada tabel dibawah ini
Resistor
Warna gelang no.
Nilai Pengamatan
Nilai Pengukuran
1
2
3
4
5
1.







2.







3.







4.







5.







6.








5.    Ulangi langkah kerja no. 2 dan no. 3 untuk huruf masing-masing Resistor yang mempunyai kode angka dan huruf
6.    Catatlah nilai resistansi Resistor pada tabel dibawah ini
 
Resistor
Kode
Resistansi terbaca
Resistansi
terukur
1.



2.



3.




7.    Bandingkan hasil pengamatan dengan hasil pengukuran
8.    Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda
9.    Kembalikan semua alat dan bahan


Lembar Kerja 2.  Menentukan Nilai Kapasitansi Kondensator

  Alat dan Bahan:
1.    Alat tulis, kertas dan alat gambar                    =  secukupnya
2.    Kondensator dengan kode angka dan huruf      = 5 buah
3.    Kondensator dengan kode warna                    = 5 buah 
4.    Multimeter (Ohm meter)                                = 1 buah

Keselamatan Kerja:
1.    Jangan meletakkan Multimeter (Ohm meter) ditepi meja agar tidak jatuh
2.    Dalam menggunakan meter kumparan putar (volt meter, amper meter dan ohm meter) mulailah dari batas ukur terbesar
3.    Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar kegiatan belajar

  Langkah kerja:
1.    Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2.    Amatilah kode angka dan huruf pada kondensator satu persatu
Konden
sator
Kode
Kapasitansi
(pF)
Toleransi
(%)
Tegangan
 kerja
1




2




3




4




5





3.    Amatilah kode warna pada kondensator satu persatu
4.    Catatlah dalam tabel dibawah ini
Kondensator
Warna gelang no.
Kapasi
tas (pF)
Toleransi (%)
Teg.kerja (volt)
1
2
3
4
5
1.








2.








3.








4.








5.


















5.    Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda
6.    Kembalikan semua alat dan bahan